Card image cap

Lengger Banyumas: antara Tradisi dan Stigmatisasi

Penulis :

Lynda Susana Widya Ayu Fatmawaty dan Imam Suhardi

Penerbit :

Universitas Jenderal Soedirman

Keywords :

Abstrak :

Editor Bahasa : Nila Mega Marahayu
Tebal : vii, 70 halaman
Ukuran : 15,5 x 23 cm
ISBN : 978-623-465-204-8


Sinopsis :

Lengger sebagai ikon seni hiburan masyarakat Banyumas memiliki keunikan yang keberadaannya harus selalu dilestarikan. Pertunjukan lengger memang dapat ditarikan oleh perempuan atau laki-laki. Dalam perkembangannya, seniman lengger baik perempuan maupun laki-laki seringkali menjadi individu yang dimarginalkan. Stigmatisasi terhadap lengger menjadi isu penting yang harus mendapat perhatian dari semua kalangan karena hal ini berkaitan erat dengan eksistensi lengger Banyumas. Hal ini dapat diminimalisasi dengan memahami lengger dan filosofi lengger. Buku ini mengkaji lengger sebagai ikon Banyumas yang di satu sisi dipandang sebagai seni tradisi yang harus diuri-uri, akan tetapi di sisi lain dilekati dengan stigma yang cenderung negatif. 
Buku ini membahas lengger yang merefleksikan identitas kultural Banyumas. Buku ini secara spesifik membahas segala sesuatu terkait lengger seperti sejarah lengger, filosofi dan ritual lengger, tata musik, tata gerak, kostum, dan properti Lengger.  Selain itu, sejarah Banyumas yang menjadi latar berkembangnya lengger juga turut dibahas sebagai titik tolak agar pembaca memiliki pengetahuan tentang Banyumas dan keterkaitannya dengan lengger. Lengger adalah sebuah seni pertunjukan yang merepresentasi identitas kultural Banyumas dalam relasinya dengan alam. 
Harmonisasi antara alam dan manusia menjadi filosofi lengger sehingga semua akan kembali berpusat pada keseimbangan tersebut. Hal ini didasari oleh sisi historis Banyumas sebagai daerah agraris dan kedekatannya dengan alam. Filosofi lengger yang merepresentasi pesan bagi manusia untuk menuju kebaikan merupakan sisi positif yang dapat digarisbawahi sebagai esensi lengger. Buku ini ditulis menggunakan bahasa yang sederhana sehingga pembaca akan mendapatkan pemahaman dengan lebih mudah. Dengan demikian, harapan terhadap berkurangnya stigmatisasi terhadap lengger adalah hal yang sangat mungkin terjadi sehingga akan dapat diciptakan sinergi baru untuk mempertahankan kesenian khas Banyumas ini.